Minggu, 27 Februari 2011

Hati-hati Produk Suplemen Bisa Mengancam Ginjal




Berbagai produk suplemen yang beredar di masyarakat disinyalir mengandung satu atau lebih bahan yang dapat menimbulkan risiko penyakit ginjal kronik pada manusia, demikian dikatakan ahli penyakit ginjal dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Bambang Djarwoto SpPD.

"Satu produk suplemen mengandung vitamin, mineral, bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, asam amino, dan bahan yang digunakan untuk meningkatkan kecukupan gizi seperti konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak, dan beberapa bahan kombinasi," katanya, Senin (16/11).

Menurut dia, produk food supplement yang rasional, mengandung multivitamin, kafein, taurin, mineral, dan glukosa. Taurin hingga kini masih diragukan keamanannya, apalagi jika dikonsumsi setiap hari.

"Uji coba pada binatang, dengan memberikan minuman yang mengandung dosis taurin 462 miligram (mg) per kilogram berat badan (kgbb) per hari pada babi dapat menimbulkan infiltrasi lemak pada hepar," katanya.

Terdapat keterkaitan kebiasaan mengonsumsi produk suplemen, termasuk minuman suplemen energi dengan kejadian cuci darah akibat penyakit gagal ginjal kronik.

"Produk suplemen bersifat dose-dependence, yakni semakin banyak dikonsumsi, risiko untuk mengalami gagal ginjal kronik juga semakin tinggi," kata dosen Fakultas Kedokteran UGM ini.

Menurut dia, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) tidak menggolongkan berbagai produk suplemen sebagai obat.

Oleh karena itu, terkait dengan aspek perizinan untuk produksi dan pengontrolan peredarannya tidak seketat obat.

Dalam hal ini diperlukan sikap kehati-hatian masyarakat dalam mengonsumsi produk suplemen secara bebas. Masyarakat juga perlu mencermati komposisi dan daftar bahan-bahan yang terkandung.

Sehubungan dengan hal itu, masyarakat diharapkan mempertimbangkan kembali kebiasaan mengonsumsi produk suplemen.

"Masyarakat jangan hanya merasa gengsi, terbawa tren atau memenuhi faktor sugesti. Masyarakat juga perlu melihat kondisi tubuh, manfaat yang diinginkan, dan daya beli," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar